“Pemanfaatan Limbah Kulit Ikan Industri Fillet di Benoa Bali Menjadi Kulit Ikan Samak (Semi Produk) dengan Metode Penyamakan Nabati kombinasi Sintetis untuk Bahan Baku Industri Kerajinan Kulit”
Gaya busana berbahan kulit sangat populer di dunia fashion dan dianggap sebagai gaya busana yang eksklusif. Produk-produk kulit berupa busana dan accessories pun makin digemari, tidak hanya terbatas pada jenis kulit konvensional (kulit sapi, domba, kambing), namun juga merambah pada jenis kulit non konvensional yang umumnya menarik karena memiliki pola permukaan (nerf) yang unik dan spesifik seperti kulit ikan pari, kulit hiu, kulit biawak, kulit ular, kulit buaya, kulit burung onta (ostrich), kulit kaki ayam, kulit ikan bersisik (scale fish), dan lain sebagainya.
Semakin populernya produk fashion berbahan kulit ini memicu perkembangan industri kulit, sayangnya, industri kulit yang ada saat ini tetap belum berhasil memenuhi kebutuhan dunia terhadap kulit. Saat ini baru sekitar 30% kebutuhan kulit di dunia yang baru dapat dipenuhi. Apalagi dengan kecenderungan permintaan yang terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menjadikan industri kulit sebagai bisnis yang sangat potensial dan profitable untuk dikembangkan.
Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya kelautan, karena potensi ini, industri perikanan tangkap berkembang pesat. Setiap hari, industri perikanan tangkap menghasilkan berton-ton produk perikanan yang siap diekspor seperti fillet ikan dan ikan dalam kaleng namun industri fillet ini juga menghasilkan limbah salah satunya limbah kulit yang jumlahnya sangat melimpah. Benoa Bali merupakan salah satu sentra industri fillet ikan terbesar di Indonesia. Setiap hari, lima industri fillet terbesar di Benoa masing-masing menghasilkan sekitar 5.000 lembar limbah kulit yang belum dimanfaatkan. Limbah ini sangat potensial untuk digunakan sebagai bahan baku industri penyamakan kulit ikan sehingga menjadikan industri penyamakan kulit ikan merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan.
Kulit ikan yang berasal dari limbah industri fillet di Benoa disamak dengan melalui berbagai tahapan proses dimulai dari proses basah (beam house), proses penyamakan, dan proses finishing. Dari proses penyamakan ini akan diperoleh permukaan kulit (nerf) yang menarik dan kulit samak yang memiliki tingkat ketebalan dan kelemasan yang sesuai diaplikasikan sebagai bahan baku industri produk-produk kerajinan kulit seperti berbagai produk busana dan accessories seperti tas, dompet, sepatu, dan lain sebagainya.
Potensi keberhasilan usaha ini adalah :
- Potensi pasar yang sangat menjanjikan
- Investasi yang kecil
- Pengembalian modal yang cepat
- Bahan baku dengan harga rendah dan jumlahnya melimpah karena berupa limbah
- Proses produksi yang sangat membutuhkan keahlian khusus sehingga tidak mudah ditiru.
Proyeksi Keuangan:
1 | Total Investasi | Rp38,955,000 | |
2 | Kapasitas usaha | 1,200 | lbr/bln |
3 | Biaya variabel per lembar semi produk | Rp3,972 | |
4 | Biaya total lembar semi produk | Rp7,514 | |
5 | Harga per lembar semi produk | Rp15,000 | |
6 | Gross Profit per lembar semi produk | Rp11,028 | |
5 | Net Profit per lembar semi produk | Rp7,486 | |
6 | NPV di Akhir Investasi | Rp118,657,832 | |
7 | Interest Rate | 59.56704759 | % |
8 | Pay Back Period | 4.531007033 | Bulan |
wah menarik ni bisnis nya..
ada contoh produk nya gak..?
n udah direalisasiin atau hanya baru plan..?
n_n
hoo.. ada sih.. hehehe.. lom sempat aplot gambarnya nih.. hehehe.. ini sedang dalam tahap realisasi.. nunggu mesinnya lagi dibikin 😀
maaf nih semua….? bisa minta emelnya mba Ary Damayanti ga ya ….Trim’s dr Masduki anak Tegal
arydharmayanti@gmail.com
luar biasa bisa balik modal cepet