Bejo, The Cock Who Lived

Standar
image

Bejo (ayam jantan) dan putih (anak kucing) sedang naik pohon jepun

Wawasan spiritual bisa dipelajari dari mana saja. Bahkan kadang dari sumber-sumber yang tak terduga. Seperti halnya beberapa waktu lalu. Saya baru saja (dipaksa) belajar soal takdir dari ayam jantan peliharaan keluarga saya. Namanya Bejo.

Lanjutkan membaca

Katanya : “Jangan Terlalu Cinta”

Standar

Kadang-kadang orang lupa bersyukur, karena belum menyadari betapa berharganya sesuatu yang dimilikinya. Saya pun begitu. Beberapa waktu lalu saya cukup tertonjok untuk merenungi kembali dan berakhir dengan begitu bersyukur.

Setahun terakhir ini adalah tahun yang saya lalui dengan cukup berat, terutama dalam hal bisnis. Phewf, saya sadar perasaan saya jadi lebih sering terganggu dalam berbagai urusan pekerjaan. Saya lupa mengkaji pencapaian saya dalam hal lain yang ternyata luar biasa, yaitu dalam hal relationship.

Pada hari itu, partner relationship saya, yang sangat saya cintai, telah membuat saya jatuh cinta lagi, entah untuk keberapa kalinya. Dan mengingatkan saya untuk kembali bersyukur betapa saya beruntung telah memilikinya dalam hidup saya. Percakapan kami sederhana. Begini kira-kira :
Me : “Kadang-kadang aku takut jadi terlalu mencintaimu sehingga aku jadi ga logis.”
Him : “Hehehe… Kalau gitu direm-rem dikit, sayang. Kalau kamu ga logis, nanti aku bisa semena-mena sama kamu.”
Me : “Hmm? Tapi aku yakin kamu ga akan begitu.”
Him : “Segala sesuatu yang berlebihan kan ga baik, sayang. Nanti aku jadi ga ada kontrol. Kalau aku salah, kamu ga mau nasehatin.”
Me : “Oh iya ya. Kamu bener, sayang.”

Dia bijaksana seperti biasanya. Sangat bijaksana. Dengan kebijaksanaan yang seringkali belum bisa saya capai dengan otak saya. Dan kebijaksanaannya kali itu benar-benar membuat saya jatuh cinta (lagi). Andaikan kami sedang bersama saat itu, saya pasti sudah memeluk dan menciuminya. Indah sekali membayangkan percakapan itu kami lakukan sembari berbaring bersebelahan, dimana kepala saya bersandar di lengannya, seperti yang selalu ia katakan “I’ll never let your head hit the bed without my hand behind it”. Hihihi… Kalau mas John Mayer cuma bisa menyanyikan kalimat itu saja dalam lagu “Your Body is Wonderland”, partner saya tak hanya mengucapkan/menyanyikannya saja, tapi juga melakukannya.

Hmm… Sayang sekali kami sedang terpisah jarak sekitar 63km kala itu… Wah, menulis curhat ini membuat saya jadi baper dan merindukannya saja. Hehehe… Terima kasih sudah membaca curhat saya ini. Ingat pesan saya “Jangan terlalu cinta.”

Terima kasih sudah mengunjungi blog saya. 😇
– Ary Dharmayanti –

Surat Cinta untuk yang Terkasih

Standar

selflove

Bulan februari disebut-sebut sebagai bulan cinta, mungkin karena ada hari Valentine di dalamnya. Dalam beberapa waktu terakhir, saya mengamati tag line #30HariMenulisSuratCinta ramai berseliweran di linimasa twitter saya. Saya baru tau tuh program itu, kok ga gaul banget ya? Hehehe. Karena penasaran, akhirnya saya cari tahu sedikit tentangnya. Oh, ternyata itu semacam kegiatan yang disertai dengan komitmen untuk menulis surat cinta selama 30 hari. Hebat juga. Jadi, termotivasi oleh program itu, mumpung ini bulan cinta, saya juga mau ikut-ikutan menulis surat cinta. Saya ga bermaksud mau ikutan program itu sih, karena selain sudah telat, kalau disuruh nulis surat cinta dalam 30 hari, kayaknya saya ga kuat. Jadi, saya mau nulis beberapa surat cinta saja, dimulai dari surat cinta kepada orang yang paling berharga dan paling saya cintai dalam hidup saya. Siapa lagi kalau bukan diri saya sendiri? Hahahaha… Lanjutkan membaca